TEMPO Interaktif, Jakarta:Duta Besar Amerika Serikat Ralph L. Boyce membantah pemberitaan bahwa pemerintahnya telah menunda atau membatalkan bantuan pendidikan dan pelatihan militer IMET (International Military Education Training) senilai US$ 400 ribu. Tidak, itu tidak benar, kata Boyce saat ditanya para wartawan usai menemui Ketua Mahkamah Agung Bagir Manan di gedung MA, Selasa (22/7) siang.
Menurut Boyce, Kongres AS sendiri belum memutuskan secara final untuk menyetujui atau menunda bantuan yang akan diberikan untuk beberapa negara termasuk Indonesia. Proses yang berjalan di Kongres AS, kata Boyce, berjalan sangat lambat dan rumit. Masih ada perbedaan besar di Kongres AS dan prosesnya belum selesai.
Pemerintah AS, menurut Boyce, menginginkan program bantuan IMET tersebut dan pihaknya tidak menginginkan untuk menambah persyaratan baru. Tapi kami percaya kemungkinan prosesnya akan berakhir dengan baik, dia menuturkan.
Kepada pihak Indonesia, Boyce berharap jangan sampai keliru mengartikan pemberitaan-pemberitaan di surat kabar terakhir ini bahwa bantuan itu sudah final untuk ditunda. Belum ada yang final, ujar Boyce yang didampingi sejumlah pengawal dan stafnya. Boyce menganggap, pihaknya perlu untuk mengklarifikasi hal itu. Kami mendukung IMET karena kami pikir program ini baik untuk beberapa negara.
Boyce menemui Ketua MA Bagir Manan untuk merencakan penyelenggaraan pertemuan atau seminar selama tiga hari antara Departemen Kehakiman AS dan institusi hukum di Indonesia. Tim dari Amerika dipimpin oleh Marco Semetis dari Departemen Kehakiman Florida. Seminar ini akan digelar untuk saling mempelajari sistem hukum antar kedua negara.(Dimas-Tempo News Room)